Friday, February 7, 2020

MOXON Antenna Beam Sederhana

Antena beam Moxon diperkenalkan pertama kalinya oleh Les Moxon, G6XN dalam bukunya “HF Antenna for All Locations” (terbitan RSGB, Inggris, 1993). 

Desain antena tersebut kemudian disempurnakan oleh L.B.Cebik, W4RNL dengan dimensi yang telah dioptimasi.


YAGI DAN MOXON




Antena Moxon pada dasarnya 
merupakan Yagi 2 elemen yang terdiri 
dari Driven Element dan Reflector, 
yang ujung-ujung elemennya 
ditekuk 90o.


Seperti antena Yagi 2 elemen, Moxon Beam memiliki penguatan (gain) sebesar 5.5 dBd. 
Namun desain antena ini justru mendatangkan beberapa keuntungan dibandingkan Yagi, antara lain:


1) Antena tetap dalam ukuran fullsize tetapi dimensinya dapat diperkecil hingga 75% dibanding Yagi. Cukup ringkas jika kita membuatnya untuk band rendah seperti 40meter. Bahkan desainnya memudahkan kita membuat konstruksi antenna tanpa harus menggunakan bahan yang mahal.

Mudah dibuat menggunakan rangka dari pipa PVC,
fiber atau bambu
Moxon berbahan kawat dapat dibuat menggunakan rangka dari pipa PVC, fiberglass atau bambu. Bisa juga dibuat untuk beberapa band pada rangka yang sama.


2) Umumnya antena Yagi konvensional memiliki impendansi radiator berkisar 20 Ohm, sehingga harus diberi rangkaian tambahan penyesuai impendansi, baik berupa hairpin, gamma match,T-match, dll. 
Desain antena Moxon dengan ujung elemen yang ditekuk ini justru menghasilkan impendansi yang langsung 50 Ohm, menjadikannya dapat di feed langsung menggunakan coax 50 Ohm tanpa perlu rangkaian matching lagi, dan mudah diperoleh SWR 1:1. 
Dengan demikian, Antena Moxon sangat memungkinkan dibuat untuk versi HF, VHF dan UHF.

SWR rendah di sepanjang band
Antena ini juga cukup broadband menjangkau sepanjang band kerjanya. 


Moxon di feed langsung dengan coax 50 Ohm yang dibelit beberapa gulung agar menjadi choke balun









3) Tanpa diduga desain Moxon juga menghasilkan rasio front to back yang sangat baik hingga lebih dari 30dB, suatu angka yang mampu mengungguli antena Yagi pada umumnya. Menyebabkan Moxon memiliki efek pengarahan yang sangat baik.
Pola radiasi MOXON 10meter, mengarah sangat baik
dengan f/b ratio yang tinggi

4) Terlebih lagi, close gap coupling pada Moxon memungkinkan peningkatan performa karena sudut radiasinya yang rendah, bahkan lebih baik dibandingkan Yagi konvensional.
Sudut radiasi rendah pada MOXON Vertical 20m
sangat baik untuk operasi DX

DIMENSI MOXON BEAM


Agar lebih memudahkan pembuatannya, tersedia software untuk menghitung dimensi antenna Moxon Beam.
Moxgen, software untuk menghitung dimensi MOXON
Moxgen, software untuk menghitung dimensi Moxon Beam, silahkan download di:
https://www.mediafire.com/file/kmtlf5hn1un5err/MoxGenOCX.zip/file


Macam-macam Moxon Beam:


  










MOXON berbahan aluminium





Moxon 20meter berbahan kawat
Moxon 20meter Vertical





















Moxon pada band UHF
Moxon Vertical band 2meter










Moxon 40meter














MULTIBAND MOXON

Moxon 3 band pada satu frame

Kombinasi Moxon-Yagi 5 band desain OptiBeam










Moxon-Yagi, 146 & 436 MHz
untuk operasi satelit








Tuesday, February 4, 2020

NOMENKLATUR SPEKTRUM FREKUENSI RADIO




Guglielmo Marconi, penemu radio


Sejak Marconi menemukan radio (1894-1899) dengan uji translatik pertamanya pada 1901. Sampai dengan tahun 1914, sesuai teknologi yang ada dan tersedia pada kala itu,  dunia radio masih terpaku bekerja pada band-band gelombang 200 meter ke atas, atau frekuensi dibawah 1,5MHz. 


Penerimaan sinyal radio "SOS" dari Titanic oleh SS Birma







Tragedi Titanic 1912 menjadi titik awal mulai dilakukannya penataan penggunaan band frekuensi pada International Radiotelegraph Convention (IRC) 1912 di London, terbitlah Radio Act 1912. Spektrum frekuensi radio yang begitu terbatas pada saat itu membuat amatir radio nyaris tidak kebagian alokasi frekuensi. Namun demikian justru disinilah saat-saat dimana amatir radio mulai merambah ke frekuensi yang lebih tinggi, yaitu frekuensi diatas 1,5 MHz atau panjang gelombang dibawah 200 meter.

Dalam kurun waktu 1914-1917, hampir seluruh spektrum frekuensi diatas 1,5 MHz tersebut mulai dikuasai para amatir radio, hingga dijuluki sebagai "crossboy band", yaitu bandnya para perambah. Hingga akhirnya menjelang Perang Dunia I, dunia radio baru menyadari bahwa justru pada crossboy band itulah merupakan "the gold band", dimana orang dapat  melakukan komunikasi radio jarak jauh dengan daya yang relatif kecil. 

Nomenklatur (tata penamaan) Band Spektrum Frekuensi Radio yang lazim dipakai pada saat itu adalah:
  • LW (Long Wave) / Gelombang Panjang - untuk gelombang diatas 600 meter
  • MW (Medium Wave) / Gelombang Menengah - gelombang 600 sd. 200 meter
  • SW (Short Wave) / Gelombang Pendek - gelombang 200 meter kebawah. 

Pada tahun 1925, amatir radio dari 23 negara berkumpul di Paris dan membentuk IARU. Selanjutnya pada IRC 1927 di Washington, dilakukanlah penataan band gelombang pendek (SW).
Hasilnya Radio Act 1927, Amatir Radio diberikan alokasi frekuensi menempati band 160m, 80m, 40m, 20m dan 10m. Selebihnya ditempati oleh berbagai dinas radio lainnya diataranya radio siaran, maritim, penerbangan, militer, pemerintahan, komersial, dll.

Teknologi yang terus berkembang memungkinkan radio mulai dapat  bekerja pada frekuensi yang semakin tinggi lagi, yaitu diatas 30 MHz. Pada International Telecommunication Convention (ITC) tahun 1932 di Madrid, maka dibuatlah tata penamaan baru band spektrum frekuensi radio menjadi :
  • VLF (Very Low Frequency) - frekuensi dibawah 30 kHz
  • LF (Low Frequency) - 30 sd. 300 kHz
  • MF (Medium Frequency) - 300 sd. 3.000 kHz
  • HF (High Frequency) - 3 MHz sd. 30 MHz
  • VHF (Very High Frequency) - 30 sd. 300 MHz
  • UHF (Ultra High Frequency) - 300 sd. 3.000 MHz
  • SHF (Super High Frequency) - 3 sd. 30 GHz
  • EHF (Extremly High Frequency) - 30 GHz ke atas.

Dengan nomenklatur baru tersebut, gelombang SW (shortwave) saat ini dikenal sebagai band HF (High Frequency).
Tahun 1927 stasiun televisi mulai mengudara  dan radio siaran FM (wideband) pada 1933, di band VHF (Very High Frequency). 
Pada ITC di Kairo tahun 1938, Amatir Radio menerima tambahan porsi alokasi di spektrum HF (High Frequency) yaitu band 15 meter, dan VHF band 56 MHz, 112 MHz dan 224 MHz. 

Keadaan ini masih berubah-ubah, hingga pada ITC Alantic City tahun 1947, dilakukan lagi penataan band VHF dan UHF untuk TV channel, penerbangan, pemerintah dan amatir. Dimana amatir radio menempati alokasi barunya di VHF dan UHF pada band 50 MHz,144 MHz dan 430 MHz.

Thursday, January 30, 2020

TANTANGAN MENGIKUTI CQ-WW 160M ON FIELD

Tidak bisa dipungkiri mengikuti kontes CQ 160 meter secara portabel di lapangan, tantangannya jauh lebih besar ketimbang bekerja secara fixed di base station. Di lapangan kita harus mampu menyesuaikan dengan kondisi lokasi, faktor lingkungan dan cuaca, dengan segala keterbatasannya. Terlebih instalasi perangkat dan antena baru dilakukan 1-2 hari menjelang contest, banyak sekali kedodoran. Bayangkan kurang 1 jumper atau konektor bisa jadi masalah dan kita dituntut kreatif untuk mengatasinya.

kondisi medan terjal dan curam

Pertama kali ORARI Lokal Kota Bandung (OLKB) mengikuti kontes 160 meter secara on field pada CQ-Worldwide 160 Meter CW tahun 2017 di Ibun, Majalaya, Kabupaten Bandung. Yang kedua kali di tahun yang sama pada CQ-Worldwide 160 Meter SSB di lokasi Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat.

Faktor noise yang sangat tinggi membuat operator yang bekerja di band 160 meter terpaksa memisahkan antara antena TX dan RX. Antena TX haruslah memiliki penguatan yang baik agar pancaran bisa diterima jauh. Sebaliknya antena RX harus dibuat agar mampu menekan tingginya noise demi meningkatkan rasio signal to noise. Dua kali mengikuti contest di Ibun dan Ngamprah, belum bisa dicapai hasil yang maksimal. Antenna RX beverage yang dibuat tim pada saat itu belum bisa dikatakan bekerja efektif, kami hanya bisa mendengar sinyal yang relatif kuat.

Newcomer CW operator YC1ELL
Pantang menyerah, kali ini OLKB kembali mengikuti contest ini secara portabel di lokasi terbang Paralayang dan Gantole di Cililin, Kabupaten Bandung Barat, pada ketinggian 1063 meter diatas permukaan laut. Tidak ingin gagal lagi di lapangan, untuk melengkapi antena TX double bazooka, kali ini tim teknik mempersiapkan 4 jenis antena RX. Yaitu antena beverage hasil revisi dan 3 jenis antena loop, yaitu coaxial loop, G3YRO dan K9AY. Bersyukur kali ini tim teknik yang dikordinir YB1DDH mendapatkan banyak masukan dan supervisi dari rekan-rekan amatir senior.
Sayangnya antena beverage yang semula diandalkan justru tidak memungkinkan untuk dipasang. Kondisi medan yang terjal disertai hujan angin dan kabut tebal, sangat beresiko membentang kawat sepanjang setengah kilometer. Terpaksa tim hanya bisa mengandalkan 3 buah antena loop. Tidak sampai disitu, ternyata muncul masalah lain. Sinyal internet sangat lemah, hanya connect pada posisi tertentu itupun sangat tidak stabil. Akibatnya kami tidak bisa menggunakan aplikasi bantuan internet apapun untuk melengkapi callsign lawan yang missing 1-2 karakter.

YE1AR dibawah K9AY Loop cuaca berkabut
Saat kontes mulai berjalan, tim operator yang dipimpin YB1BX bersama tim teknik masih meraba-raba antenna RX mana yang paling efektif menekan noise dan mampu  menerima sinyal kecil. Hari pertama lebih sering menggunakan K9AY Loop, propagasi malam itu cukup baik dan tim berhasil kontak dengan Jepang, Malaysia, Vietnam dan Australia. Namun kemudian ada yang memberitahu YE1AR, bahwa banyak stasiun Eropa yang memanggil. Sayangnya operator malam itu YB1BX, YE1AR, YE1GD dibantu YC1ELL dan YC1LZW sangat kesulitan mendengarnya, membuat semakin frustrasi. Udara yang begitu dingin membuat operator hanya bertahan sampai jam 03.00 dinihari.

Masih penasaran, di hari kedua saat beristirahat karena propagasi belum membuka, YE1GD mulai mengutak-atik sistem RX antena dan radio. Ternyata ditemukan gangguan pada unit Noise Cancelling yaitu pada fuse-lamp dan T/R antenna switch, pantas saja semalaman berganti 3 jenis antena RX nyaris tidak ada bedanya.

Alhamdulillah gangguan bisa segera diatasi oleh tim teknik ,YD1EPR. Setelah diperbaiki, YE1GD kembali menguji 3 jenis antena RX, dengan mengamati masing-masing perbandingannya antara signal dan noise. Metode amatirpun dipakai, hanya mengandalkan pembacaan meter sinyal dan pendengaran. Setelah diamati berulang-ulang dengan seksama, akhirnya bingo! ..didapat salah satunya memiliki s/n sangat baik yaitu G3YRO Loop. Antena ini bersifat bidirectional, bisa diputar untuk diarahkan sesuai tujuan kita dan ternyata memang lebih bersih dibanding antena K9AY.

Hasil perolehan 7B1B
Propagasi di hari kedua ternyata tidak sebaik hari pertama, tetapi justru malam itu tim operator mampu mendengarkan banyak sinyal dari Eropa, Jepang dan Amerika.
Diperoleh peningkatan yang luar biasa dibandingkan saat beroperasi di Ibun dan Ngamprah, walaupun tanpa menggunakan antena sepanjang 0,5 kilometer. Namun tentu saja apabila antena beverage berhasil dipasang, hasilnya akan lebih baik lagi. Untuk kegiatan CQ-WW 160m SSB mendatang kami berharap mendapatkan lokasi yang bagus dan memungkinkan membentang antena beverage lebih awal.

Foto bersama di bawah G3YRO Loop, cuaca berkabut
Bekerja di band 160 meter memang sungguh menarik dan penuh tantangan, terlebih beroperasi secara portabel di lapangan. Tidak bisa kita membandingkan secara apple to apple dengan rekan lain yang bekerja fixed pada base station. Sudah menjadi ciri khas OLKB mengikuti kegiatan kontes CQ 160 meter on field operation. Bagi kami mengikuti kontes ini bukanlah mencari prestise, tetapi disinilah ajang uji coba dan latih diri anggota amatir radio OLKB. Inilah field day, dimana semua anggota belajar bersama dan bekerja secara teamwork, dan harus mau saling mendengarkan satu sama lain. Seringkali diantara kami terjadi perdebatan baik silang pendapat dan adu argumentasi. Namun disitulah saatnya kami sama-sama belajar dan mendapatkan pengalaman yang berharga.

"Field day is an amateur radio exercise, encouraging emergency communications preparedness among amateur radio operators"

** Special thanks kepada YB1HR, YB1BUL, YB1BSE, YC1MN dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dan supervisi. Khususnya YB1BD Ketua OLKB atas segala supportnya.

Tuesday, September 28, 2010

KEGIATAN RADIO AMATIR

Kegiatan RADIO AMATIR  pada dasarnya hanyalah  suatu hobby, tetapi lebih dari itu merupakan aktifitas yang positif dan sangat menyenangkan.


Seorang yang menjalani kegiatan radio amatir disebut Amatir Radio”.
Amatir radio dapat berkomunikasi dengan sesama amatir radio di seluruh dunia. 
Frekuensi radio yang digunakan adalah frekuensi yang telah dialokasikan secara eksklusif bagi amatir radio.
Setiap amatir radio harus memiliki izin dari pemerintah negaranya masing-masing, yang diperoleh dengan mengikuti uji kecakapan amatir radio. 
Maka amatir radio adalah operator radio yang berlisensi dan bersertifikat kecakapan.


KEGIATAN RADIO AMATIR meliputi Uji Coba, Latih diri dan Saling komunikasi, sebagai berikut :




1. Uji Coba di bidang Teknik Radio

Banyak Amatir Radio yang lebih menyukai membuat sendiri stasiun radionya. Misal merakit pemancar radionya sendiri, membuat antenna atau proyek-proyek kelengkapan stasiun radio lainnya. Dalam komunitas amatir radio, perangkat yang dibuat sendiri lazim disebut "homebrew" (diambil dari kata "homebuild").
  







Stasiun YD1SEI
Hampir semua perangkat radio dirakit sendiri
 





 
Kit Radio Homebrew produk YD1JJJ 
yang sudah mendunia. 
Kit ini laris dipesan amatir radio 
dari dalam dan luar negeri. 
 







Antena Yagi produk lokal










TEKNOLOGI KOMUNIKASI RADIO AMATIR

Hal paling menonjol dalam ujicoba Radio Amatir adalah teknologinya. Teknologi telekomunikasi terbaru selalu diikuti oleh amatir radio.

Bahkan amatir radio menjadi pioneer dalam merintis kemajuan teknologi tsb.

Onno Purbo YCØMLC dan wajanbolicnya




Sejarah hadirnya internet di Indonesia dimulai ketika Onno W. Purbo (YC1DAV, sekarang YCØMLC) bersama-sama Robby Soebiakto (YB1BG) dan Suryono Adisoemarta (N5SNN, sekarang YDØNXX) melakukan uji coba teknologi Packet Radio yang menggunakan protokol AX.25 untuk mengimplementasikan TCP/IP, (standar protokol internet).   

Teknologi  tsb kemudian diadopsi oleh rekan-rekan dari ITB, UI, BPPT dan LAPAN, dan bersama-sama membangun IPTEK Net yang terhubung ke dunia global. Inilah yang menjadi cikal bakal jaringan internet di Indonesia.


Sejak tahun 1992, disaat belum banyak provider internet di Indonesia, amatir radio Indonesia sudah bisa saling berkirim email.



2. Latih diri

Amatir radio selalu berusaha meningkatkan kemampuan dirinya dengan mengadakan kegiatan-kegiatan Latih diri. 


FOX HUNTING
Suatu kegiatan yang paling digemari saat ini, yaitu teknik navigasi radio dalam mencari suatu lokasi berdasarkan panduan sinyal radio

Sangat  bermanfaat untuk  mencari lokasi pemancar gelap, atau  mencari lokasi jatuhnya pesawat terbang yang biasanya secara otomatis memancarkan sinyal rambu radio (radio beacon). 


CONTEST
Suatu kegiatan untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan sebagai operator radio yang cakap dan tangguh.
Biasanya dipadukan dengan permainan yang selalu menarik minat amatir radio dari seluruh dunia. Dapat dibayangkan bagaimana ramai dan padatnya frekuensi radio dipenuhi amatir radio dari berbagai penjuru dunia.


 

FIELD DAY 
Merupakan kegiatan latih diri mendirikan stasiun radio dan berkomunikasi dalam situasi darurat.


 Juga tidak kalah menariknya mengikuti kegiatan lain seperti lomba kode morse, teknik radio, seminar dan banyak lagi, yang sangat bermanfaat bagi amatir radio untuk dapat selalu memperoleh nilai tambah.





3. Berkomunikasi

Berkomunikasi merupakan inti dari kegiatan Radio Amatir. Yaitu saling komunikasi radio dua arah antar sesama amatir radio.

 Melalui gelombang radio, seorang amatir radio mampu berkomunikasi melintasi batas wilayah negara bergabung dengan masyarakat dunia. Komunikasi radio mampu menembus batas-batas wilayah negara. Komunikasi radio jarak jauh populer dengan sebutan DX (long distance). Dengan bergabung dalam masyarakat dunia, semakin terbukalah wawasan seorang amatir radio

Stasiun radio di Kutub Selatan
Berkomunikasi dengan sesama amatir radio dari berbagai negara, ditambah selalu menemukan stasiun-stasiun baru termasuk yang sangat langka, dari negara tetangga sampai negara yang sangat jauh dan terpencil bahkan hingga ke kutub selatan, merupakan pengalaman yang amat berharga dan menyenangkan. 
Belum lagi kalau secara tak terduga kita bertemu dengan selebritis dunia atau pemimpin suatu negara, yang ternyata juga seorang amatir radio.


QSL Card dari Kutub Selatan
Selain itu disinilah para amatir radio dari seluruh dunia dalam berbagai kelompok minat membentuk komunitasnya masing-masing, dimana mereka dengan mudah dapat selalu berkomunikasi saling bertukar pikiran, pengalaman dan informasi yang sangat penting dan berharga.


Seorang amatir radio yang berpengalaman akan mampu memprediksi sifat gelombang dan propagasi radio, antara perbedaan waktu siang dan malam di berbagai belahan dunia, sehingga dia dapat mengatur kapan saat-saat yang terbaik untuk berkomunikasi dengan suatu negara.


Hobby Filateli Amatir Radio
Dari setiap komunikasi yang terjadi, antara amatir radio akan saling mengirimkan kartu konfirmasi yang disebut QSL card. Disini muncul hobi tambahan yaitu mengkoleksi QSL Card, disamping juga filateli.