HIDETSUGU YAGI
Antena Yagi (nama lengkapnya Yagi-Uda), merupakan antena pengarah dengan sistem parasitic array yang berpenguatan tinggi. Desain konstruksinya yang sederhana membuat antena ini sangat populer digunakan pada komunikasi radio di band
HF, VHF, dan UHF
![]() |
Prof. Hidetsugu Yagi |
Ilmu radio
yang ia peroleh di luar negeri, kemudian akan menjadi tema penelitian seumur
hidupnya. Pada 1919, Yagi menjadi profesor di Fakultas Ilmu Teknik Universitas
Kekaisaran Tohoku, dan meraih gelar Doktor Teknik pada 1921. Yagi banyak menuliskan
makalah tentang radio khususnya yang berkaitan dengan gelombang panjang dan
gelombang pendek.
Kemudian dengan dibantu asistennya Shintaro Uda, Yagi mulai meneliti distribusi arus dan tegangan
pada antena Dipole. Dari situ ia menemukan jika pada sebuah antena dipole
diberikan elemen parasit, berupa elemen yang sedikit lebih panjang dibelakang
(disebut pemantul/reflector) dan elemen yang sedikit lebih pendek didepannya
(disebut pengarah/director), maka unsur-unsur parasit akan menyerap dan mereradiasikan arus dan tegangan antena dipole tersebut yang digerakkan dalam fase berbeda.
Hal ini mampu mengubah pola radiasi antena dipole dan meningkatkan konsentrasi radiasinya ke satu arah. Sehingga didapat peningkatan gain antena yang lebih tinggi dibandingkan dengan sebuah dipole sederhana.
Hal ini mampu mengubah pola radiasi antena dipole dan meningkatkan konsentrasi radiasinya ke satu arah. Sehingga didapat peningkatan gain antena yang lebih tinggi dibandingkan dengan sebuah dipole sederhana.
![]() |
Yagi dan antenanya |
Yagi pertama kali mempublikasikan penemuannya dalam bahasa Inggris pada sebuah jurnal tahun 1928. Yagi selalu mengakui kontribusi besar asistennya Shintaro Uda dalam desain antenanya, dan selalu menyebutkan bahwa nama antena sebenarnya adalah antena "Yagi-Uda”.
Kisah menarik
Karena sifat pengarah dan desainnya yang sederhana, antena Yagi mulai digunakan oleh pihak Inggris dalam Perang Dunia II untuk perangkat radar udara. Awalnya insinyur radar Jepang terlambat menyadari teknologi antena tersebut, hingga otoritas militer Jepang mulai menyadarinya saat pertempuran di Singapura. Ketika itu mereka menangkap dan mendapatkan catatan seorang teknisi radar Inggris, yang menyebut "antena yagi". Petugas intelijen Jepang bahkan tidak menyadari bahwa Yagi adalah nama Jepang, sampai saat diinterogasi teknisi Ingris itu menyebutkan bahwa nama Yagi tersebut berasal dari nama penemunya, seorang profesor Jepang.
Karena sifat pengarah dan desainnya yang sederhana, antena Yagi mulai digunakan oleh pihak Inggris dalam Perang Dunia II untuk perangkat radar udara. Awalnya insinyur radar Jepang terlambat menyadari teknologi antena tersebut, hingga otoritas militer Jepang mulai menyadarinya saat pertempuran di Singapura. Ketika itu mereka menangkap dan mendapatkan catatan seorang teknisi radar Inggris, yang menyebut "antena yagi". Petugas intelijen Jepang bahkan tidak menyadari bahwa Yagi adalah nama Jepang, sampai saat diinterogasi teknisi Ingris itu menyebutkan bahwa nama Yagi tersebut berasal dari nama penemunya, seorang profesor Jepang.
![]() |
Susunan antena Yagi |
Tahun 1942,
Yagi diangkat menjadi Dekan Fakultas Ilmu Industri Universitas Tokyo, dan pada
1944 ia menjadi Rektor di Institut Teknologi Universitas Tokyo. Kemudian tahun
1946 Yagi diangkat menjadi Rektor Universitas
Imperial Osaka . Ia dianugrahi
dengan Medali Penghargaan Blue Ribbon Award pada tahun 1951 dan Medali Order
of Culture pada tahun 1956.
![]() |
Pola radiasi antena Yagi |
Hidetsugu
Yagi telah meninggal dunia pada 19 Januari 1976, namun ia masih menerima Penghargaan tinggi
secara anumerta berupa Grand Cordon dari Order of the Rising Sun.
Antena Yagi telah
dipatenkan pada tahun 1926, dan pada tanggal 18 April 1985, Kantor Paten Jepang
menetapkannya sebagai salah satu dari "10 Penemuan Terbesar Jepang".
-
No comments:
Post a Comment