Thursday, January 30, 2020

TANTANGAN MENGIKUTI CQ-WW 160M ON FIELD

Tidak bisa dipungkiri mengikuti kontes CQ 160 meter secara portabel di lapangan, tantangannya jauh lebih besar ketimbang bekerja secara fixed di base station. Di lapangan kita harus mampu menyesuaikan dengan kondisi lokasi, faktor lingkungan dan cuaca, dengan segala keterbatasannya. Terlebih instalasi perangkat dan antena baru dilakukan 1-2 hari menjelang contest, banyak sekali kedodoran. Bayangkan kurang 1 jumper atau konektor bisa jadi masalah dan kita dituntut kreatif untuk mengatasinya.

kondisi medan terjal dan curam

Pertama kali ORARI Lokal Kota Bandung (OLKB) mengikuti kontes 160 meter secara on field pada CQ-Worldwide 160 Meter CW tahun 2017 di Ibun, Majalaya, Kabupaten Bandung. Yang kedua kali di tahun yang sama pada CQ-Worldwide 160 Meter SSB di lokasi Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat.

Faktor noise yang sangat tinggi membuat operator yang bekerja di band 160 meter terpaksa memisahkan antara antena TX dan RX. Antena TX haruslah memiliki penguatan yang baik agar pancaran bisa diterima jauh. Sebaliknya antena RX harus dibuat agar mampu menekan tingginya noise demi meningkatkan rasio signal to noise. Dua kali mengikuti contest di Ibun dan Ngamprah, belum bisa dicapai hasil yang maksimal. Antenna RX beverage yang dibuat tim pada saat itu belum bisa dikatakan bekerja efektif, kami hanya bisa mendengar sinyal yang relatif kuat.

Newcomer CW operator YC1ELL
Pantang menyerah, kali ini OLKB kembali mengikuti contest ini secara portabel di lokasi terbang Paralayang dan Gantole di Cililin, Kabupaten Bandung Barat, pada ketinggian 1063 meter diatas permukaan laut. Tidak ingin gagal lagi di lapangan, untuk melengkapi antena TX double bazooka, kali ini tim teknik mempersiapkan 4 jenis antena RX. Yaitu antena beverage hasil revisi dan 3 jenis antena loop, yaitu coaxial loop, G3YRO dan K9AY. Bersyukur kali ini tim teknik yang dikordinir YB1DDH mendapatkan banyak masukan dan supervisi dari rekan-rekan amatir senior.
Sayangnya antena beverage yang semula diandalkan justru tidak memungkinkan untuk dipasang. Kondisi medan yang terjal disertai hujan angin dan kabut tebal, sangat beresiko membentang kawat sepanjang setengah kilometer. Terpaksa tim hanya bisa mengandalkan 3 buah antena loop. Tidak sampai disitu, ternyata muncul masalah lain. Sinyal internet sangat lemah, hanya connect pada posisi tertentu itupun sangat tidak stabil. Akibatnya kami tidak bisa menggunakan aplikasi bantuan internet apapun untuk melengkapi callsign lawan yang missing 1-2 karakter.

YE1AR dibawah K9AY Loop cuaca berkabut
Saat kontes mulai berjalan, tim operator yang dipimpin YB1BX bersama tim teknik masih meraba-raba antenna RX mana yang paling efektif menekan noise dan mampu  menerima sinyal kecil. Hari pertama lebih sering menggunakan K9AY Loop, propagasi malam itu cukup baik dan tim berhasil kontak dengan Jepang, Malaysia, Vietnam dan Australia. Namun kemudian ada yang memberitahu YE1AR, bahwa banyak stasiun Eropa yang memanggil. Sayangnya operator malam itu YB1BX, YE1AR, YE1GD dibantu YC1ELL dan YC1LZW sangat kesulitan mendengarnya, membuat semakin frustrasi. Udara yang begitu dingin membuat operator hanya bertahan sampai jam 03.00 dinihari.

Masih penasaran, di hari kedua saat beristirahat karena propagasi belum membuka, YE1GD mulai mengutak-atik sistem RX antena dan radio. Ternyata ditemukan gangguan pada unit Noise Cancelling yaitu pada fuse-lamp dan T/R antenna switch, pantas saja semalaman berganti 3 jenis antena RX nyaris tidak ada bedanya.

Alhamdulillah gangguan bisa segera diatasi oleh tim teknik ,YD1EPR. Setelah diperbaiki, YE1GD kembali menguji 3 jenis antena RX, dengan mengamati masing-masing perbandingannya antara signal dan noise. Metode amatirpun dipakai, hanya mengandalkan pembacaan meter sinyal dan pendengaran. Setelah diamati berulang-ulang dengan seksama, akhirnya bingo! ..didapat salah satunya memiliki s/n sangat baik yaitu G3YRO Loop. Antena ini bersifat bidirectional, bisa diputar untuk diarahkan sesuai tujuan kita dan ternyata memang lebih bersih dibanding antena K9AY.

Hasil perolehan 7B1B
Propagasi di hari kedua ternyata tidak sebaik hari pertama, tetapi justru malam itu tim operator mampu mendengarkan banyak sinyal dari Eropa, Jepang dan Amerika.
Diperoleh peningkatan yang luar biasa dibandingkan saat beroperasi di Ibun dan Ngamprah, walaupun tanpa menggunakan antena sepanjang 0,5 kilometer. Namun tentu saja apabila antena beverage berhasil dipasang, hasilnya akan lebih baik lagi. Untuk kegiatan CQ-WW 160m SSB mendatang kami berharap mendapatkan lokasi yang bagus dan memungkinkan membentang antena beverage lebih awal.

Foto bersama di bawah G3YRO Loop, cuaca berkabut
Bekerja di band 160 meter memang sungguh menarik dan penuh tantangan, terlebih beroperasi secara portabel di lapangan. Tidak bisa kita membandingkan secara apple to apple dengan rekan lain yang bekerja fixed pada base station. Sudah menjadi ciri khas OLKB mengikuti kegiatan kontes CQ 160 meter on field operation. Bagi kami mengikuti kontes ini bukanlah mencari prestise, tetapi disinilah ajang uji coba dan latih diri anggota amatir radio OLKB. Inilah field day, dimana semua anggota belajar bersama dan bekerja secara teamwork, dan harus mau saling mendengarkan satu sama lain. Seringkali diantara kami terjadi perdebatan baik silang pendapat dan adu argumentasi. Namun disitulah saatnya kami sama-sama belajar dan mendapatkan pengalaman yang berharga.

"Field day is an amateur radio exercise, encouraging emergency communications preparedness among amateur radio operators"

** Special thanks kepada YB1HR, YB1BUL, YB1BSE, YC1MN dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dan supervisi. Khususnya YB1BD Ketua OLKB atas segala supportnya.

No comments:

Post a Comment