STASIUN RADIO MALABAR


Stasiun Radio Malabar
Bandung Selatan merupakan tonggak sejarah radio di Indonesia. Pada 5 Mei 1923 dirintis oleh Dr. Ir. G.J. de Groot dibangunlah stasiun pemancar radio tepatnya di kawasan Gunung Puntang yang yang terletak di kaki Pegunungan Malabar. 
Dr. Ir. C.J. De Groot
Dijkstra di laboratorium radionya
Pelaksanaan pembangunannya dilakukan oleh Klaas Dijkstra dari Technische Hogeschool Delft,  pemancar berkekuatan 2,5 Megawatt bekerja pada frekuensi 49.2kHz. 


Pemancar ini menggunakan teknologi arc (poulsen type) transmitter, yaitu busur listrik untuk membangkitkan arus searah listrik menjadi  frekuensi radio alternating current. Cara ini mampu menghasilkan gelombang pembawa yang terkendali, dan inilah teknologi radio pertama yang bisa digunakan untuk mengirimkan suara (modulasi amplitudo). 
Unit pemancar stasiun radio Malabar
berg-antenna












Radio Malabar merupakan stasiun pemancar radio berdaya terbesar yang pernah ada di muka bumi, dengan “berg antenna” sepanjang 2 kilometer terbentang diantara gunung Malabar dan gunung Halimun, membuatnya sangat fenomenal dan legendaris.
Radio Dorf (kampung radio)

Di  kawasan ini dahulunya  juga terdapat Kampung radio (radio dorf) yang dihuni oleh awak stasiun radio dengan fasilitas yang cukup lengkap seperti lapangan tenis, kolam renang, pertokoan dan bioskop. 

Adapun para pejabat yang menempati rumah dinas saat itu diantaranya Mr.Han Moo Key, Mr.Nelan, Mr.Vallaken, Mr.Bickman, Mr.Hodskey, Ir. Ong Keh Kong dan tiga orang putra bangsa yaitu Djukanda, Sudjono dan Sopandi.



Stasiun radio Malabar merupakan bagian dari Gouvernements Post, Telegraaf en Telefoondienst in Nederlandsch Indie, yang membuka jalur komunikasi antara 2 negeri berjarak 12.000 kilometer ini. Disinilah titik awal masuknya komunikasi radio di Indonesia.



NIVIRA organisasi amatir radio zaman Hindia Belanda
Walaupun stasiun radio Malabar bukanlah stasiun radio amatir, tetapi harus diakui bahwa Dr. Ir. de Groot yang memperkenalkan kegiatan Radio Amatir di Hindia Belanda. De Groot yang pada saat itu menjadi Kepala Dinas PTT di Bandung, pada tahun 1925 sudah melakukan komunikasi radio amatir dengan Prof. Dr. Ir. Komans di Netherland (Negeri Belanda) menggunakan gelombang pendek. Diketahui pula bahwa de Groot sudah menyenangi radio dan menjadi Amatir Radio sejak berusia 15 tahun. 

QSLcard Ir.Ong Keh Kong-PK1OG, 1930














Karena de Groot lah, banyak pegawai Dinas PTT kemudian menjadi Amatir Radio. Diantaranya Ir. Ong Keh Kong, PK1OG, salah seorang pejabat di Stasiun Radio Malabar.

Pada tahun 1930 berdirilah NIVIRA (Netherlandsch Indische Vereniging Radio Amateur), yang menjadi Organisasi Amatir Radio pertama di tanah air kita. Bahkan pada saat itu NIVIRA sudah terdaftar di IARU (International Amateur Radio Union).

No comments:

Post a Comment